Teori pembangunan ekonomi yang terkenal dari Walt Whitman Rostow merupakan salah satu model yang berusaha untuk menjelaskan jalur perkembangan ekonomi suatu negara dari keadaan yang tertinggal menuju status yang maju. Teori ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul “The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto” pada tahun 1960. Teori ini merefleksikan cara pandang terhadap pembangunan yang progresif dan linear, dimana setiap negara harus melalui beberapa tahapan yang telah ditentukan. Berikut ini adalah uraian komprehensif mengenai setiap tahap dalam model Rostow.

Masyarakat Tradisional (Traditional Society)

Tahap pertama dalam teori Rostow adalah masyarakat tradisional, dimana ekonomi didominasi oleh aktivitas agrikultural dan struktur sosial yang bersifat hierarkis dan statis. Pada tahap ini, teknologi yang digunakan masih sangat terbatas dan cenderung ketinggalan zaman. Proses produksi bergantung pada tenaga manusia dan hewan, serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan cuaca. Sistem pertanian subsisten adalah ciri khas dari masyarakat tradisional, di mana produksi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar tanpa adanya surplus untuk diperdagangkan. Inovasi teknologi dan kemajuan ekonomi pada tahap ini masih minimal, mengingat kurangnya pengetahuan dan keterampilan di kalangan masyarakat tradisional.

Prasyarat Untuk Tinggal Landas (Preconditions for Growth)

Tahap kedua adalah kondisi prasyarat bagi tinggal landas, yang ditandai oleh perubahan mendasar dalam struktur ekonomi dan sosial. Masyarakat mulai mengadopsi teknologi modern dan metode produksi baru. Sektor pertanian mengalami perubahan dengan penerapan teknik pertanian yang lebih efisien dan produktif. Investasi mulai dilakukan dalam infrastuktur seperti transportasi, komunikasi, dan pendidikan, yang menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi. Perubahan sosial dan politik memungkinkan integrasi pasar dan pembentukan institusi yang mendukung perkembangan ekonomi. Pemerintah memegang peran kunci dalam menciptakan kebijakan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan industri.

Tinggal Landas (The Take-off)

Tahap ketiga, di mana sebuah negara mencapai tahap tinggal landas, adalah saat pertumbuhan ekonomi mulai berlangsung pesat. Inovasi dan investasi dalam sektor industri menjadi prioritas, menyebabkan adanya lonjakan dalam tingkat produksi dan produktivitas. Sektor industri dan manufaktur tumbuh dengan pesat, mengimbangi dominasi sektor agrikultural. Investasi yang besar diarahkan pada pengembangan teknologi dan infrastruktur yang mendukung industrialisasi. Pada tahap ini, pengaruh eksternal seperti perdagangan internasional dan investasi asing juga berperan penting. Pembangunan berkelanjutan mulai terlihat, dan ekonomi mulai terlepas dari batasan tradisional.

Masyarakat Dewasa (The Drive to Maturity)

Setelah tinggal landas, tahap berikutnya adalah masa dimana suatu negara memasuki fase kedewasaan ekonomi. Pada tahap ini, teknologi modern digunakan secara meluas dalam semua sektor ekonomi. Ekonomi telah terdiversifikasi, dan sektor industri tidak lagi menjadi satu-satunya penggerak pertumbuhan ekonomi. Sektor jasa dan teknologi mulai berkembang pesat, mencerminkan daya saing dan kemampuan inovasi negara tersebut. Pada tahap ini, sekitar 10-20% dari pendapatan nasional diinvestasikan kembali ke dalam perekonomian untuk terus menstimulasi pertumbuhan, menunjukkan keberlanjutan dan stabilitas ekonomi.

Masa Tingginya Konsumsi Masyarakat (The Age of High Mass Consumption)

Tahap terakhir menurut Rostow adalah masa di mana konsumsi masyarakat mencapai titik puncaknya. Pada fase ini, pendapatan per kapita meningkat signifikan, dan standar hidup masyarakat menjadi lebih tinggi. Negara bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar penduduknya, tetapi juga keinginan konsumsi yang lebih beragam dan tersier. Barang-barang konsumsi seperti kendaraan, elektronik, dan layanan jasa semakin banyak diakses oleh masyarakat luas, menandakan era kemakmuran.

Dari lima tahapan tersebut, di mana posisi Indonesia, apakah indonesia pada tahapan pertama atau tahapan yang lain. Tentunya kita bisa melihat tentang pembangunan Indonesia. Dalam pemikiran dimasyarakat bahwa Indonesia telah merdeka selama 79 tahun seharusnya sudah menjadi negara modern, namun dalam realitanya masih banyak kemiskinan dan pengangguran. Pertanyaannya siapa yang salah dan Dimana kesalahannya.

Oleh karena itu penting untuk dimengerti bahwa dalam sebuah proses Pembangunan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena adanya proses tahapan yang perlu dilakukan seperti yang dikemukakan oleh teori Roslow tersebut. Maka dalam Pembangunan tersebut tidak bisa hanya melihat fisiknya, dan tidak menghiraukan adanya proses,  maka keduanya harus saling terkait dan memberikan kesesuaian.  

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *